BlueSky ♫♪

Home About Contact FAQ
rss
about us

What Time Is It?

Calendar

Cuteki cards birthday

Tiga wanita mencari cinta

- Minggu, 07 Oktober 2012

Riska, Atha, dan Dhita sedang membaca majalah di kamar Echa. Tiba-tiba, Echa datang dengan membawa sebuah buku dan spidol berwarna pink.
Echa          : (Bersemangat) Serius banget sih baca majalahnya. Aku punya
ide nih. Gimana  kalau kita buat perjanjian? (Echa menyodor-kan buku dan spidol pink tersebut)
Ditha          : (mengernyitkan dahi) Perjanjian apaan?
Echa          : Kita janji untuk nggak punya pacar sampai lulus SMA.
Atha           : (Kaget) Parah banget sih! Itu sih namanya penyiksaan!
Ditha          : (Pasrah) Terserah kamu aja deh, Cha.
Echa          : Ya udah. Di buku ini aku tulis “Kami para true loversberjanji,
 tidak akan memiliki pacar sampai kami lulus SMA.” Kalian
 tinggal tanda tangan.
Riska          : (Sambil membaca majalah) Kalau aku sih santai aja. Dari
 dulu, aku memang punya prinsip kalau cinta itu nggak harus
 memiliki. Jadi nggak berat buatku untuk pegang janji
 semacam ini.
Atha           : (Heran) Mau sampai kapan kamu mau pegang janji kayak
 gitu.
Ditha          : Udahlah. Masalah kayak gitu nggak usah dipikir panjang. Aku
 udah tanda tangan nih. Kalian mau tanda tangan nggak?
 (Menyodorkan buku dan spidol kepada Atha)

         Hari ini Mereka berempat harus latihan memainkan peran karena sekolah merka akan mengadakan pentas seni yang akan dilaksanakan akhir minggu ini.
Atha           : (Melemparkan Pakaian kotor kearah Echa) Upik Abu!
Bersihkan gaunku yang terkena noda ini! Lalu, buatkan
minuman untukku! Cepat!
Echa          : Iya. Tapi…
Ditha          : (Marah) Upik abu! Dimana minuman pesananku?! Aku sudah
 menunggu lima menit. Tadi sudah aku katakan cepat!
Echa          : Maaf. Aku sedang mencuci pakaian tadi.
Riska          : (Tiba-tiba masuk) Udah selesai kan? Tadi Pak Hartono bilang
 kalau hari Sabtu harus udah siap buat main drama ini. Jangan
 sampai ada properti yang ketinggalan
Echa          : Eh, tau nggak sih? Yang jadi pangerannya kan Erick.
Riska          : (Kaget) Bukannya yang jadi pangerannya itu Rio?
Atha           : Emangnya kamu ngak tau? Rio kan kecelakaan motor kemarin
terus masuk rumah sakit. Kebetulan cowok teater yang tersisa cuma Erick.
Riska          : (Khawatir) Tapi Erick itu kan sok sibuk banget sama
pekerjaannya yang nggak benar. Udah gitu, Erick itu kan sok  dekat banget sama cewek-cewek.
         Tiba-tiba handphone Echa berdering. Ternyata, Erick yang menelpon.
Echa          : (Wajahnya berseri-seri) Halo, Rick. Tumben banget kamu
 telpon ke hp-ku. Ada apa nih? Kamu nggak bisa latihan?
 Latihannya udah selesai kok. Ya udah, daaa.
Ditha          : Siapa, Cha?
Echa          : Erick. Katanya, dia nggak bisa latihan. Karena di tempat
 ujiannya ada test.
Riska          : Lagaknya doang sibuk. Padahal jalan sama cewek.
Echa          : Kalau dia jalan sama cewek, kenapa dia sempat nelpon?
Riska          : Mana aku tau!
Atha           : Udahlah. Hal nggak penting kayak gini nggak usah dibahas.
Nggak makna banget tau! Mendingan sekarang kita pulang aja.

         Seperti biasa, kalau pulang, biasanya nggak langsung pulang. Biasanya mereka main dulu di rumah Ditha.
Atha           : Dit, rumah kamu selalu sepi ya. Enak banget nih punya
 basecamp yang sepi kayak rumah kamu.
Echa          : Bodoh banget sih, Tha. Dimana-mana kalau nyari Basecamp
  itu yang ramai. Kalau sepi, nggak seru dong.
         Handphone Echa tiba-tiba berdering di atas meja belajar Ditha. Echa meraihnya lalu menjawabnya.
Echa          : Hai, apa kabar Rick? Aku lagi ngerjain PR nih di rumah
Ditha. Kamu lagi ngapain? Oh, ya udah. Hari Sabtu jangan lupa ya. Daa.
Riska          : (Membentak) Ngapain lagi sih dia telpon-telpon kamu.
 Kurang kerjaan banget sih! Buang-buang pulsa aja.
Echa          : (Marah) Kenapa sih kamu?! Setiap Erick telpon, kamu kok
jadi judes gitu sih? Dia kan Cuma ngasih tau kegiatannya hari ini. Apa salah?
Riska          : Nggak makna banget. Apa kita perlu tau kehidupan
 pribadinya? Kamu suka sama Erick kan?
Echa          : Aku nggak suka sama Erick! Apa aku salah kalau temanan
 sama Erick?
Riska          : Aku nggak suka sama orang yang ingkar janjinya sendiri
 kayak kamu!
Echa          : Aku masih bisa untuk pegang janji aku sendiri!
Riska                   : Bohong! Itu cuma sekedar kata-kata doang. Kamu bohong
 atau nggak, emangnya aku tau?!
Echa          : Terserah! Capek ngomong sama orang yang sok tau tentang
 perasaan orang!
         Mata Echa mulai berkaca-kaca. Echa lari keluar kamar. Lalu Ditha menyusul Echa keluar kamar.
Ditha          : Udahlah, Cha! Riska itu kan memang nak yang keras kepala.
 Susah dikasih tau.
Echa          : Tapi ngomongnya itu kasar banget. Aku nggak tahan sama
 kelakuannya dia yang tiap hari ngomel-ngomel nggak jelas
 setiap aku ngomongin Erick.
Ditha          : Aku ngerti. Tapi dia kayak gitu juga karena kesalahan kita.
 Kamu inget kan waktu dia kita jodohin sama cowok. Cowok
 itu ternyata kurang ajar. Cowok aja bisa dia kasih pelajaran.
 Apalagi kita. Dia nggak mau kamu dekat-dekat sama Erick.
Echa          : Tapi, Erick kan bukan cowok yang kurang ajar.
         Disaat yang bersamaan Atha memarahi Riska karena perkataan Riska tadi menyakiti hati Echa.
Atha           : Aku tau maksud kamu baik. Tapi kamu kan bisa ngomong
 baik-baik. Nggak sekasar itu.
Riska          : Dia nangis bukan karena kesalahan aku. Kamu tau sendiri
 kan? Erick itu cowok nggak benar! Aku nggak mau kalau
 Echa jadi dekat sama Erick!
Atha           : Tapi, apa salahnya kalau Echa punya teman kayak Erick?
Riska          : Kita kan udah janji.
Artha          : Kalau cuma temanan sama Erick kan nggak apa-apa. Kita
 nggak tau apa nantinya Echa sama Erick bisa lebih dari
 sekedar teman.
Akhirnya mereka melupakan perjanjian tersebut. Mereka anggap, janji itu tidak ada gunanya. Hanya akan mengganggu kebebasan.

         Dalam waktu tiga minggu, Echa sudah benar-benar suka kepada Erick. Hari ini Echa terlihat sangat lemas. Seperti orang yang belum makan selama 3 hari.
Atha           : (Cemas) Tampang kamu kok pucat banget, Cha? Bibir kamu
 putih banget, kayak mayat hidup.
Echa          : (Lesu) Aku lagi patah hati nih.
Atha           : (Bingung) Patah hati kenapa?
Echa          : Aku pikir selama ini Erick suka sama aku. Ternyata aku cuma
sebagai batu loncatan untuk mendapatkan orang yang dia suka.
Ditha          : (menyunggingkan bibir) Erick jahat banget sih.
Riska          : Aku bilang juga apa! Erick itu nggak benar-benar suka sama
 kamu. Lebih tepatnya, benar-benar nggak suka sama kamu!
 Kamu ngak dianngap apa-apa!
Ditha          : Lupain dia, Cha. Cowok nggak berguna dan cuma bisa
 nyusahin kita kayak gini buang aja ke laut. Biar kelelep air,
 terus dimakan ikan-ikan.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
  • categories

archives

  • ▼ 2012 (5)
    • ▼ Oktober (1)
      • Tiga wanita mencari cinta
    • ► September (4)
  • LinksBlogroll

    meta

BlueSky ♫♪ Copyright 2009 Bloggerized by FoolBlogger for Celebrity News.
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes.Printable Coupons